Suara Hati

 By : Nadia Setyasih

Dear.. "Kamu"
          
       Sebenarnya surat ini ingin sekali ku sampaikan padamu, menyelipkannya dalam sisi kehidupanmu dan membiarkan bagaimana getar-getar rasa yang ku alami engkau ketahui. Namun aku hanyalah seorang wanita yang tak cukup punya keberanian untuk memperlihatkan percikan rasa ini. Karena aku hanyalah seorang yang tak sengaja berada di kehidupanmu dan sepertinya akan terus begitu.
----------
        Sepertinya aku tak mampu lagi menyembunyikan semua ini. sebuah rasa yang aku yakin hanya saat matahari berjumpa hujan yang mampu mengetahuinya. Ingin rasanya percikan ini kuselesaikan saja, rasa yang aku harap tidak akan melukai hatiku, hatimu ataupun hatinya. Tahukah engkau ? Sulit sekali rasanya berpura-pura menolak kehadiranmu saat berada didekatku, dan betapa beratnya bersikap senormal mungkin saat kita berjumpa. Aku mencoba, mencoba, terus mencoba mengakhiri percikan gelora ini…Dan ternyata rasa ini jauh lebih kuat di banding penolakanku.
--------
        Tahukah engkau wahai hati yang melumpuhkan jiwaku, aku tak tahu mengapa aku begitu mudah mengatakan cinta kepada yang tak ku cinta, sedangkan saat berhadapan dengan mu, bibir ini terkatup rapat, bicara dalam diamnya---Membisu.  Ingin sekali ku ungkapkan pada hatimu, tapi hati ini tak kuasa menyakiti hati lain yang telah kau pilih. Aku mencoba mengurung rasa ini, membiarkannya merenggang  sepi di dalam kotak paling gelap di sudut ruang hatiku,, membuangnya, menghujatnya ,namun gejolak-gejolak itu semakin kuat menguasai.
----------
         Perih sekali rasanya saat mengetahui engkau telah memilih hatinya, dan tak sedikitpun kehadiranku membekas dalam goresan hidupmu. Dan aku yakin prasangka ku memang berkata jujur, jika aku bukanlah seorang yang patut untuk mengisi ruang dihatimu… . Betapapun perih yang kurasakan saat engkau berada dengannya, aku tahu 1 senyuman mu memberikan rasa sejuta kali lebih baik daripada sebelumnya. Menyadarkanku bahwa kebahagianmu jauh lebih penting disbanding keegoisan hatiku yang ingin mendekap tulusnya jiwamu. Aku tetap tak berhak merebutnya!
---------
        Seandainya waktu bisa kuputar kembali, aku ingin menata kembali saat-saat pertemuan kita.. Agar hati ini tak terus menerus mendendangkan namamu. Dan berharap kita bisa bertemu di saat yang tepat, di waktu yang lebih baik. Bukan Seperti ini!
------------
        Kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu... aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain. Aku bersyukur bahwa Tuhan tak membiarkan keegoisanku memenangkan hati ini, jika tidak, mungkin aku akan mencoba berbagai cara untuk merebut hatimu dari dia. Tentu saja aku ingin, tapi TIDAK! Aku tak mampu menodai percikan dan gelora yang lahir secara tulus untuk hatimu, biarlah aku mengumpulkan kembali kepingan-kepingan hati ini sendiri. Tetaplah dengannya. Aku akan belajar menata kembali hatiku, belajar lebih menghargai perasaan ini. Untuk engkau yang melumpuhkan jiwaku.
-------------
       Aku berharap suatu saat nanti Tuhan akan mempertemukan kita kembali . Saat hatiku dan hatimu sudah sendiri. Menunggu masa itu, meskipun tahun demi tahun telah kulewati tanpa kehadiranmu. Aku masih menunggu saat dimana kita akan berjumpa kembali. Berharap aku adalah seorang yang tepat untuk mengisi hatimu, menghiasnya dengan untaian kata indah setiap harinya, dan Berharap aku adalah seorang yang dilahirkan karena engkau dilahirkan.
--------
      Untuk engkau yang melumpuhkan jiwaku…Kutitipkan percikan rasa ini lewat tiap rajutan kata yang kurangkai untuk menemukan dimana aku dalam jiwamu… aku serahkan semua pada waktu dan takdir yang akan memberi jawaban di suatu waktu nanti…
---------
Semoga engkau selalu berbahagia..

   Your Secret Admirer :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matahari Senja

Ibu :')

List Lagu Galau